Senin, 11 Juni 2012


BAB III
Philosophy  Pendidikan

1.      Pendekatan – Pendekatan teori Pendidikan.
Pendekatan sains, pendekatan filosofi, pendekatan religi, dan pendekatan multi disiplin. Pendektan tersebut merupakan pendekatan yang menyusun teori pendidikan.
a.       Pendekatan sains
Suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah – masalah pendidikan. Dalam metode sains mempunyai cara kerja seperti sebagaimana prinsip – prinsip dan metode kerja sains. Dalam pendekatan ini memiliki suatu karakteristik yang dapat di lihat dari segi objek pengkajian, tujua pengkajian, dan metode kerja pengkajian.
Dalam hal ini obejeknya terbatas karena objeknya merupakan salah satu aspek dari pendidikan. Dan tujuan pengkajian sains pendidikan sendiri adalah menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam pendidikan. Selain itu dalam pendekatan ini metode pengkajian sains dalam pendidikan adalah dengan cara induktif.
Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2) psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar; (3) administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien; (4) teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien; (5) evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa; (6) bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi, teknologi dan terutama psikologi.
b.      Pendekatan Filosofis
Pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Dalam hal pendidikan membutuhkan filsafat. Karena untuk menangani masalah – masalah yang diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan manusia. Masalah seperti ini membutuhkan perenungan yang lebih mendalam.
Pendekatan memiliki objek pengkajian yang tidak terbatas pada salah satu aspek saja. Dan tujuan akhir dari pengkajian filosofi sendiri adalah merumuskan apa dan bagaimana seharusnya tentang pendidikan. Sedangkan metode pengkajiannya adalah melalui kajian rasional yang mendalam tentang pendidikan dengan menggunakan semua pengalaman manusia dan kemanusiaannya.
Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model:
1. Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman.
2.  Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat.
3. Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh, 1994)



c.       Pendekatan religi
Dalam hal ini ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep – konsep pendidikan yang dapat di jadikan landasan untuk dilaksanankan pendidikan. Metode yang dipergunakan dalam menyusun teori/konsep pendidikan adalah tesis deduktif. Dikatakan tesis karena bertolak dari dalil – dalil atau aksioma – aksioma agama yang tidak dapat kita tolak kebenarannya.
Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya.
Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.
Ahmad Tafsir (1992) merumuskan tentang tujuan umum pendidikan Islam yaitu muslim yang sempurna dengan ciri-ciri : (1) memiliki jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan; (2) memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam arti mampu menyelesaikan secara cepat dan tepat; mampu menyelesaikan secara ilmiah dan filosofis; memiliki dan mengembangkan sains; memiliki dan mengembangkan filsafat dan (3) memiliki hati yang takwa kepada Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dan hati memiliki hati yang berkemampuan dengan alam gaib.

d.      Pendekatan Multidisiplin
Untuk dapat menghasilkan suatu konsep yang komperehensif dan dapat memadukan semua pendekatan maka diperlukan suatu pendekatan holistic dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang terintegrasi dan memliki hubungan komplementer, saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.


DAFTAR PUSTAKA
Sutisno . A. N. Dkk. Telaah Filsafat Pendidikan. Deepublish
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Bandung. Rosda Karya
Ali Saifullah.HA. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan. Surabaya.Usaha Nasional
Ismaun.2001.Filsafat Ilmu I.(Diktat Kuliah).Bandung.UPI Bandung.
Uyoh Sadulloh.1994.Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar