BAB III
Philosophy Pendidikan
1.
Pendekatan –
Pendekatan teori Pendidikan.
Pendekatan sains,
pendekatan filosofi, pendekatan religi, dan pendekatan multi disiplin.
Pendektan tersebut merupakan pendekatan yang menyusun teori pendidikan.
a.
Pendekatan
sains
Suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk
mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah – masalah pendidikan. Dalam
metode sains mempunyai cara kerja seperti sebagaimana prinsip – prinsip dan
metode kerja sains. Dalam pendekatan ini memiliki suatu karakteristik yang
dapat di lihat dari segi objek pengkajian, tujua pengkajian, dan metode kerja
pengkajian.
Dalam hal ini obejeknya terbatas karena objeknya
merupakan salah satu aspek dari pendidikan. Dan tujuan pengkajian sains
pendidikan sendiri adalah menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam
pendidikan. Selain itu dalam pendekatan ini metode pengkajian sains dalam
pendidikan adalah dengan cara induktif.
Melalui
pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan
atau ilmu, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi pendidikan; suatu
cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk
mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2) psikologi pendidikan; suatu
cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku
dan perkembangan individu dalam belajar; (3) administrasi atau manajemen
pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen
untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar
tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien; (4)
teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains
dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif
dan efisien; (5) evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai
aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa; (6) bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi,
teknologi dan terutama psikologi.
b.
Pendekatan Filosofis
Pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah – masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.
Dalam hal pendidikan membutuhkan filsafat. Karena untuk menangani masalah –
masalah yang diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan
hidup manusia dan nilai sebagai pandangan manusia. Masalah seperti ini
membutuhkan perenungan yang lebih mendalam.
Pendekatan memiliki objek pengkajian
yang tidak terbatas pada salah satu aspek saja. Dan tujuan akhir dari
pengkajian filosofi sendiri adalah merumuskan apa dan bagaimana seharusnya
tentang pendidikan. Sedangkan metode pengkajiannya adalah melalui kajian rasional
yang mendalam tentang pendidikan dengan menggunakan semua pengalaman manusia
dan kemanusiaannya.
Cara kerja pendekatan filsafat dalam
pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan
menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model:
1. Filsafat spekulatif adalah cara
berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara
rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat
raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi
dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan
keseluruhan pengalaman.
2. Filsafat preskriptif berusaha untuk
menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian
tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut
baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada
dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran
kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang
perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat.
3. Filsafat analitik memusatkan
pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam
bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan
istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak
membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh,
1994)
c.
Pendekatan religi
Dalam hal ini ajaran religi
dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep – konsep pendidikan
yang dapat di jadikan landasan untuk dilaksanankan pendidikan. Metode yang
dipergunakan dalam menyusun teori/konsep pendidikan adalah tesis deduktif.
Dikatakan tesis karena bertolak dari dalil – dalil atau aksioma – aksioma agama
yang tidak dapat kita tolak kebenarannya.
Cara kerja pendekatan religi berbeda
dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan
sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya
adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu
terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti,
bukan sebaliknya.
Terkait dengan teori pendidikan
Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif
Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan
Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW
sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis
yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan
Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori
pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang
tidak terjamin tingkat kebenarannya.
Ahmad Tafsir (1992) merumuskan
tentang tujuan umum pendidikan Islam yaitu muslim yang sempurna dengan
ciri-ciri : (1) memiliki jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan; (2)
memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam arti mampu menyelesaikan secara cepat
dan tepat; mampu menyelesaikan secara ilmiah dan filosofis; memiliki dan
mengembangkan sains; memiliki dan mengembangkan filsafat dan (3) memiliki hati
yang takwa kepada Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan perintah Allah SWT
dan menjauhi larangannya dan hati memiliki hati yang berkemampuan dengan alam
gaib.
d.
Pendekatan Multidisiplin
Untuk dapat menghasilkan suatu
konsep yang komperehensif dan dapat memadukan semua pendekatan maka diperlukan
suatu pendekatan holistic dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang
terintegrasi dan memliki hubungan komplementer, saling melengkapi antara satu
dengan yang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutisno . A. N. Dkk. Telaah Filsafat Pendidikan. Deepublish
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Bandung. Rosda Karya
Ali Saifullah.HA. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan: Pengantar
Filsafat Pendidikan. Surabaya.Usaha Nasional
Ismaun.2001.Filsafat Ilmu I.(Diktat Kuliah).Bandung.UPI Bandung.
Uyoh Sadulloh.1994.Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung:
P.T. Media Iptek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar